Salah satu inovasi penting tahun ini adalah peluncuran platform 1.000 Green Engineering, yang menyediakan informasi terkurasi tentang program teknik hijau, pelatihan vokasi, dan kursus berkelanjutan di berbagai universitas Eropa.
Langkah ini mencerminkan komitmen Uni Eropa untuk mendukung pendidikan berorientasi masa depan—terutama dalam bidang teknologi hijau, energi terbarukan, dan ekonomi sirkular.
“Kami ingin membantu Indonesia menyiapkan generasi baru yang mampu menghadirkan solusi inovatif terhadap tantangan global seperti perubahan iklim dan pengelolaan sumber daya alam,” ujar Chaibi.
Testimoni Alumni: Dari Eropa untuk Dunia
Bagi banyak alumni Indonesia, pengalaman belajar di Eropa bukan hanya membuka pintu akademik, tetapi juga membentuk karakter dan kepemimpinan global.
Adhitya Wisnu Nugraha, alumnus program COASTHazar bidang Coastal Hazards and Climate Adaptation, menempuh studi lintas negara—mulai dari Spanyol, Belanda, Portugal hingga Amerika Latin—melalui beasiswa Erasmus Mundus.
“Belajar di Eropa mengajarkan saya untuk berpikir lintas batas. Tidak hanya soal akademik, tapi juga kolaborasi antar budaya dan disiplin ilmu. Saya membawa pulang semangat kerja sama global untuk menghadapi isu lingkungan di tanah air,” tutur Adhitya.
Sementara itu, Dhanika Arif Martifauzi, lulusan Master of Business Administration HHL Leipzig Graduate School of Management, Jerman, menuturkan bahwa Eropa memberinya bekal kuat untuk membangun karier internasional.
“Saya memilih Jerman karena kualitas pendidikan dan kedekatannya dengan industri. Di Eropa, eksposur terhadap inovasi dan teknologi sangat tinggi. Itu yang membentuk saya menjadi profesional yang tangguh dan adaptif,” ungkap Dhanika.
Keduanya sepakat bahwa pengalaman studi di Eropa memberikan nilai lebih: bukan sekadar gelar, melainkan cara berpikir global dan kemampuan menjembatani berbagai budaya.
Selain pameran dan sesi konsultasi universitas, EHEF 2025 juga menghadirkan berbagai kelas interaktif dan seminar tematik. Di antaranya diskusi tentang green technology, keberlanjutan, riset kolaboratif, serta tips sukses studi di luar negeri.
Ajang ini menjadi wadah bagi Uni Eropa untuk memperluas jangkauan kerja sama pendidikan dan memperkuat kontribusi terhadap pembangunan sumber daya manusia Indonesia.
“EHEF bukan sekadar pameran, tapi jembatan bagi masa depan. Kami percaya, melalui pendidikan, generasi muda Indonesia dapat menjadi pemimpin global yang berkontribusi pada dunia yang lebih damai dan berkelanjutan,” tegas Chaibi.
Sejak diselenggarakan pertama kali pada 2008, EHEF telah berkembang menjadi salah satu pameran pendidikan internasional paling bergengsi di Indonesia. Dari tahun ke tahun, EHEF terus menjadi penghubung antara visi Eropa yang terbuka dengan semangat muda Indonesia yang penuh potensi.
Dengan semangat “Bridging Knowledge, Building the Future”, Uni Eropa melalui EHEF 2025 menegaskan kembali komitmennya untuk menumbuhkan generasi pemimpin global—yang berpikir kritis, berjiwa kolaboratif, dan siap membawa perubahan positif bagi dunia. ***