MEDIA24.ID, JAKARTA - Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag) menggelar penganugerahan penghargaan dan apresiasi bagi Guru Pendidikan Agama Buddha serta Pendidikan Keagamaan Buddha 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag, Jakarta.
Kegiatan yang mengusung tema, "Bakti Guru untuk Negeri: Cerdas Berteknologi, Peduli Inklusi, Mulia dalam Budi", sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi para pendidik di seluruh Indonesia.
Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, menilai langkah yang dilakukan Ditjen Bimas Buddha sangat membantu guru-guru yang mengajar di sekolah Buddha. Menurut dia, penghargaan tersebut diberikan sebagai bentuk motivasi agar para guru tetap menjadi teladan bagi peserta didik.
Baca Juga: Mendiktisaintek: Sains dan Teknologi Harus Menjawab Persoalan Nyata Masyarakat
“Kemampuan Pak Dirjen untuk menyisihkan anggaran dan memberikan apresiasi kepada guru berprestasi, seperti pemberian laptop dan piagam penghargaan, akan sangat membantu guru agar lebih termotivasi meraih prestasi ke depan,” ujar Nasaruddin, Minggu (21/12/2025).
Ia juga menyoroti apresiasi kepada guru yang bertugas di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar (3T). Menurutnya, penghargaan terhadap guru di wilayah sulit, serta mereka yang berinovasi, berprestasi, aktif sosial, dan kreatif di bidang konten, akan menumbuhkan semangat baru di kalangan pendidik.
“Dengan apresiasi ini, hasilnya pasti akan terlihat dalam dunia pendidikan. Murid-murid akan lebih hebat dan lebih bersemangat untuk berprestasi,” kata Nasaruddin.
Baca Juga: Sapa Penyintas Banjir, Menag Serahkan Bantuan Rp37,95 Miliar untuk Aceh
Sementara itu, Dirjen Bimas Buddha Supriyadi menegaskan bahwa pemberian penghargaan tersebut merujuk pada amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, yang menegaskan bahwa guru berdedikasi dan inovatif berhak memperoleh penghargaan tertinggi.
Sepanjang 2025, Ditjen Bimas Buddha secara konsisten mengimplementasikan program prioritas Kementerian Agama di bidang pendidikan melalui tiga pilar strategis. Dia menjelaskan, pilar pertama adalah kurikulum dan karakter dengan peluncuran kurikulum berbasis cinta sebagai fondasi moral bagi anak bangsa.
Pilar kedua, profesionalisme, diwujudkan melalui percepatan sertifikasi guru lewat program PPKK Jabatan serta transformasi pembelajaran digital agar guru adaptif terhadap teknologi.
Pilar ketiga adalah kesejahteraan dan mutu, melalui pelaksanaan asesmen nasional, cek kesehatan gratis bagi siswa, serta penyediaan buku penunjang di daerah tertentu.
“Kami menyadari bahwa guru adalah jantung transformasi ini. Melalui tema Bakti Guru untuk Negeri, Cerdas Berteknologi, Peduli Inklusi, Mulia dalam Budi, kita sedang membangun peradaban,” ujar Supriyadi.
Pemberian penghargaan ini bertujuan untuk mendorong pengembangan mutu guru yang tertib, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung jawab. Selain sebagai bentuk apresiasi, program ini diharapkan dapat memotivasi tenaga pendidik untuk terus meningkatkan kualitas pengajaran dengan tetap memperhatikan rasa keadilan serta kepatutan dalam menjalankan tugas profesionalnya.