TOKYO-Inggris dan Kanada menjadi negara pertama dari Kelompok Tujuh (G7) yang mengakui negara Palestina pada Minggu (21/9). Langkah ini diambil untuk memberi tekanan kepada Israel yang semakin gencar melancarkan serangan di Kota Gaza.
Langkah tersebut kemudian diikuti Australia dan Portugal. Sementara itu, Prancis yang juga anggota G7 diperkirakan akan melakukan hal serupa di tengah memburuknya situasi kemanusiaan dan meningkatnya korban sipil di Gaza.
Hampir dua tahun sejak Israel melancarkan serangan terhadap kelompok Hamas, prospek gencatan senjata segera masih jauh dari harapan.
Baca Juga: Inggris, Kanada, dan Australia Resmi Akui Negara Palestina, Momentum Baru Solusi Dua Negara
Melalui unggahan video di platform X, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer mengatakan, “Harapan terhadap solusi dua negara semakin memudar, tetapi kita tidak boleh membiarkan cahaya itu padam.”
Amerika Serikat, sekutu utama Israel, tetap menunjukkan keraguannya. Sebuah konferensi internasional mengenai usulan solusi dua negara dijadwalkan berlangsung di markas besar Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Senin.
Kementerian Luar Negeri Israel mengecam pengakuan tersebut dengan menyebutnya sebagai “hadiah” bagi Hamas.
Sementara itu, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut langkah itu dan mengatakan pengakuan tersebut akan memungkinkan “Negara Palestina hidup berdampingan dengan Negara Israel dalam keamanan, perdamaian, dan semangat bertetangga baik.”
Dikutip dari Kyodo-OANA, Jepang yang juga anggota G7, menekankan pentingnya solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik panjang Israel-Palestina. Namun, Menteri Luar Negeri Takeshi Iwaya menyatakan Jepang untuk saat ini belum berencana mengakui negara Palestina pada Jumat.
Hingga kini, sekitar 150 negara telah mengakui Palestina sebagai negara berdaulat.
Artikel Terkait
BAZNAS Apresiasi Satgas Bannusia Lugri Garuda Merah Putih II, Tegaskan Komitmen Bantu Palestina