MEDIA24.ID, DEPOK - Di sudut pertigaan Jalan Raya Kalimulya, Kota Depok, sebuah toko sederhana berukuran 8x5 meter milik Junaidah (47) dan Muhammad Daud Lubis (52) menjadi bukti nyata kesuksesan transformasi digital bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Toko Buku Junaidah, yang sejak 2010 dikenal sebagai penyedia perlengkapan sekolah dan alat tulis kantor (ATK), kini menjelma menjadi contoh UMKM yang adaptif melalui adopsi QRIS BRI.
Dengan transaksi non-tunai yang melonjak 40% dalam tiga bulan, toko ini membuktikan bahwa sentuhan teknologi mampu mengerek omset hingga Rp30 juta per bulan sekaligus menarik generasi milenial dan Gen Z.
Baca Juga: Berkat QRIS BRI, Toko Buku Legendaris di Pasar Minggu Catat Lonjakan Penjualan hingga 40 Persen
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, kini suasana Toko Buku Junaidah dipenuhi efisiensi. Empat karyawan yang dulu sibuk menghitung uang kembalian kini fokus melayani pembeli dengan cepat berkat QR Code Indonesian Standard (QRIS) dari Bank BRI.
"Dulu, kasir kami kerap kewalahan saat jam sibuk. Sekarang, cukup scan dan done—transaksi selesai dalam hitungan detik," ujar Junaidah saat berbincang dengan Media24.id, Selasa (22/4/2025).
Keputusan untuk beralih ke pembayaran digital ini berawal dari tingginya permintaan pelanggan, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan dompet digital seperti GoPay, OVO, atau Dana.
Baca Juga: Gunakan QRIS BRI, Pemilik Toko Klontong Ini Bisa Tingkatkan Omset hingga Rp20 Juta per Bulan
"Banyak anak muda beli pensil Rp5.000 pakai QR. Mereka kaget ternyata semudah itu," tuturnya. Efeknya, antrean di jam sibuk berkurang drastis, sementara loyalitas pelanggan lama tetap terjaga.
Lokasi strategis di pusat keramaian warga—dari pelajar, mahasiswa, hingga ibu-ibu memang menjadi keunggulan Toko Buku Junaidah. Namun, Junaidah menyadari bahwa daya saing di era digital membutuhkan lebih dari sekadar letak geografis.
"Zaman berubah, kami harus adaptif. QRIS BRI jadi solusi tepat karena bisa dipakai semua bank dan dompet digital," jelasnya.
Strategi ini sukses menarik segmen baru, lebih dari 60% transaksi kini berasal dari generasi milenial dan Gen Z yang mengutamakan kepraktisan. Bahkan, logo QRIS BRI sengaja dipajang di kasir sebagai bentuk promosi.
"Pelanggan baru sering bilang, 'Wah, ternyata di sini bisa bayar pakai QR juga!" kata Junaidah.
Loyalitas Junaidah pada BRI bukan tanpa alasan. Sebagai bank pertama yang memperkenalkan QRIS, BRI memberikan pendampingan intensif, mulai dari pelatihan teknis bagi staf hingga dukungan transaksi lintas platform.