Konklaf untuk Memilih Paus Baru Digelar 7 Mei, Ada 135 Kardinal yang Punya Hak Suara

Photo Author
- Senin, 28 April 2025 | 20:36 WIB
Basilika Santo Petrus di Vatikan (Arnold Straub)
Basilika Santo Petrus di Vatikan (Arnold Straub)

MEDIA24.ID, Jakarta- Vatikan resmi mengumumkan bahwa konklaf untuk memilih Paus baru akan dimulai pada 7 Mei 2025. Sebagai bagian dari persiapan, Kapel Sistina, yang menjadi tempat berlangsungnya pemilihan, telah ditutup untuk umum sejak Senin (28/4/2025).

Dalam tradisi Gereja Katolik, hanya kardinal berusia di bawah 80 tahun yang diizinkan ikut memberikan suara dalam pemilihan Paus.

Dari total 252 kardinal yang saat ini tercatat—yang sebagian besar diangkat pada masa kepemimpinan Paus Fransiskus—terdapat 135 kardinal yang memiliki hak suara.

Proses pemilihan membutuhkan dukungan dua pertiga suara dari para kardinal yang berhak memilih. 

Baca Juga: Paus Fransiskus Pemimpin Gereja Katolik Roma Wafat

Selama konklaf berlangsung, para kardinal diharuskan tetap berada dalam area Kapel Sistina dan sekitarnya hingga Paus baru berhasil terpilih, kecuali dalam situasi luar biasa yang diatur oleh protokol khusus.

Pemilihan ini menandai momen penting dalam sejarah Gereja Katolik, yang akan menentukan arah kepemimpinan spiritual global di masa mendatang. Uskup Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo salah satu dari kardinal elektor yang akan ikut konklaf.

Secara umum, konklaf wajib dimulai dalam rentang waktu 15 hingga 20 hari setelah kematian Paus. Untuk konklaf kali ini, proses akan dimulai 16 hari setelah wafatnya Paus Fransiskus. Sebagai catatan, dalam konklaf terakhir tahun 2013, Paus Fransiskus terpilih hanya dalam waktu dua hari.

Baca Juga: Donald Trump dan Pemimpin Dunia Akan Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan

Istilah konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave yang berarti "dengan kunci". Nama ini mencerminkan prinsip dasar konklaf, yaitu isolasi penuh para kardinal pemilih guna memastikan proses pemilihan berlangsung cepat dan tanpa pengaruh dari dunia luar.

Selama konklaf, kardinal-kardinal akan tinggal di Casa Santa Marta, sebuah fasilitas akomodasi di dalam kawasan Vatikan, sementara pemungutan suara berlangsung di Kapel Sistina.

Tradisi unik konklaf yang selalu menarik perhatian dunia adalah pengamatan terhadap cerobong asap di atas Kapel Sistina. Setiap kali pemungutan suara selesai:

  • Jika belum tercapai suara mayoritas dua pertiga, asap hitam akan mengepul dari cerobong, menandakan belum ada Paus baru.
  • Jika seorang Paus telah terpilih, asap putih akan keluar, memberi sinyal kepada umat Katolik dan dunia bahwa seorang pemimpin baru telah ditetapkan.

Dikutip dari Euronews, sejumlah kardinal mengutip keinginan untuk melanjutkan fokus pastoral Paus Fransiskus pada orang-orang yang terpinggirkan dan menentang perang.

Namun, kaum konservatif sepertinya akan lebih memilih pada upaya menjalin persatuan dan memfokuskan kembali gereja pada doktrin inti yang ditekankan oleh Paus Yohanes Paulus II dan Paus Benediktus XVI.

Halaman:

Editor: G Febrianto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Presiden Prabowo Hadiri KTT APEC 2025 di Busan

Jumat, 31 Oktober 2025 | 09:20 WIB

Trump Tegaskan Tak Akan Izinkan Israel Caplok Tepi Barat

Jumat, 26 September 2025 | 14:03 WIB
X