MEDIA24.ID, MALANG – Indonesian Hypnosis Centre (IHC), lembaga pelatihan hipnoterapi terkemuka dengan lebih dari 15.000 alumni praktisi di seluruh Indonesia, dipercaya Korps Relawan Muhammadiyah (KAWANMU) membekali relawan psikososial untuk penanganan bencana di Aceh, Sumatra Barat, dan Sumatra Utara.
Direktur IHC, Avifi Arka, Ph.D., yang memiliki pengalaman 17 tahun menangani ribuan kasus trauma, menegaskan kredibilitas lembaganya. "IHC telah memiliki izin operasional resmi dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Ketenagakerjaan, dan Kementerian Kesehatan serta telah terakreditasi," ujarnya di Kota Malang, Sabtu (20/12/2025).
Baca Juga: Mendiktisaintek: Sains dan Teknologi Harus Menjawab Persoalan Nyata Masyarakat
Hipnoterapi menjadi salah satu materi utama dalam pembekalan relawan KAWANMU. Teknik ini terbukti efektif membantu penyintas bencana mengatasi trauma psikologis, kecemasan, hingga gangguan stres pasca-trauma yang kerap muncul setelah bencana.
Mengapa Hipnoterapi Penting bagi Relawan Bencana?
Relawan adalah garda terdepan kemanusiaan. Mereka menyaksikan kehilangan, luka, dan duka yang sering kali tanpa jeda untuk memulihkan diri. Jika emosi terus dipendam, luka batin bisa menetap lama setelah misi selesai.
“Menurut Chinese Journal of Traumatology, 96,8% relawan menunjukkan gejala PTSD dan 90,9% mengalami burnout setelah bertugas di lokasi bencana apabila tidak melakukan manajemen emosional yang memadai. Di sinilah hipnoterapi berperan”, kata Avifi Arka.
Baca Juga: Sapa Penyintas Banjir, Menag Serahkan Bantuan Rp37,95 Miliar untuk Aceh
Ia menerangkan bahwa hipnoterapi membantu relawan mengurai trauma dan stres berulang, menurunkan kelelahan emosional (burnout) dan menguatkan ketahanan mental agar tetap empatik tanpa hancur dari dalam.
“Karena relawan juga manusia. Merawat kesehatan mental mereka bukan pilihan tapi kebutuhan. Dengan hipnoterapi, relawan bisa pulih, berdaya, dan terus hadir menolong dengan hati yang utuh”, sambungnya.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Nasional KAWANMU, M. Arif An, yang juga menjabat sebagai Tenaga Ahli Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, menjelaskan bahwa kehadiran KAWANMU merupakan respons strategis atas amanat Rapat Kerja Nasional Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) PP Muhammadiyah 2025.
"KAWANMU menjadi manifestasi revitalisasi gerakan kesejahteraan sosial Muhammadiyah yang berfokus pada layanan berbasis komunitas, terutama dalam merespons situasi kebencanaan yang terus terjadi," tegasnya.
Dalam konteks kebencanaan nasional, MPKS PP Muhammadiyah mendapat amanah sebagai penanggung jawab layanan psikososial dalam penanganan banjir di Pulau Sumatera. Untuk mendukung fase rehabilitasi pascabencana, MPKS menyiapkan 1.000 relawan KAWANMU yang akan diterjunkan secara bertahap.
Ketua MPKS PP Muhammadiyah, Dr. Mariman Darto, S.E., M.Si., menekankan pentingnya kapasitas relawan dalam menangani dampak psikologis bencana. "Kehadiran relawan bukan hanya membantu secara fisik, tetapi juga memulihkan harapan, ketenangan, dan semangat para penyintas, khususnya anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas," jelasnya.