MEDIA24.ID, GAYA HIDUP - Gelaran Grand Final Top Model Indonesia 2025 yang diselenggarakan Yayasan Pembina Model Indonesia (YAPMI) di Langgeng Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jumat (28/11/2025) turut menghadirkan konsep dan tema berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Gelaran fashion dibalut pelestarian budaya ini tidak hanya mencari model terbaik, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi antara kreativitas generasi muda dan upaya pelestarian budaya nasional.
Di tengah gempuran tren global dan budaya populer luar negeri, ajang ini tampil sebagai pengingat pentingnya identitas fashion Indonesia.
Segmen busana etnik dan batik menjadi sorotan karena menjadi aspek utama penilaian. YAPMI menekankan bahwa para finalis harus mampu tampil memukau sekaligus memahami nilai budaya yang mereka bawa ke atas panggung.
Baca Juga: Banjir dan Longsor di Sumut, Aceh, dan Sumbar: 174 Tewas, Puluhan Hilang, Akses Transportasi Lumpuh
Ketua Umum YAPMI, Iwan Setiawan Masse, menegaskan bahwa Top Model Indonesia dirancang untuk melahirkan talenta yang tidak hanya unggul secara profesional, tetapi juga berkarakter kuat dan memiliki kedekatan dengan budaya bangsa.
“Top Model Indonesia bukan sekadar kompetisi. Kami ingin membentuk model yang adaptif, beretika, dan tetap menyatu dengan kekayaan budaya Indonesia,” ucap Iwan.
Ia menjelaskan bahwa proses seleksi finalis mencakup pelatihan mental, estetika, hingga etika profesional yang harus dimiliki seorang model modern.
Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah pesan tegas dari public figure Barbie Kumalasari yang hadir sebagai narasumber.
Ia menyoroti fenomena generasi muda yang lebih mengenal budaya Korea atau Barat dibandingkan budaya milik bangsa sendiri.
“Jangan sampai kita lebih bangga pada budaya negara lain. Indonesia punya seni, tarian, dan busana yang luar biasa. Model harus menjadi bagian dari kampanye pelestarian budaya,” tegasnya.
Artikel Terkait
Harmony Award 2025: Kemenag Apresiasi FKUB dan Pemda Terbaik Jaga Kerukunan, Ini Daftarnya
Mabes Polri Kirim Bantuan Logistik ke Aceh, Sumut, dan Sumbar: Prioritas untuk Korban Bencana dan Evakuasi
Banjir dan Longsor di Sumut, Aceh, dan Sumbar: 174 Tewas, Puluhan Hilang, Akses Transportasi Lumpuh