MEDIA24.ID, JAKARTA - Di tengah hiruk-pikuk Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Wati (49) dan Mulyono (53) membuktikan bahwa kolaborasi antara usaha mandiri dan layanan keuangan digital bisa menjadi kombinasi yang menguntungkan.
Pasangan suami-istri asal Magelang, Jawa Tengah, ini tidak hanya sukses mengembangkan toko tas dan sepatu di Jalan Raya Ragunan No.3, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, tetapi juga menjadi agen BRILink terpercaya sejak 2015.
Kedua bidang usaha ini menghasilkan omzet gabungan sekitar Rp30 juta per bulan, dengan Rp10 juta berasal dari fee BRILink dan Rp20 juta dari penjualan toko.
Baca Juga: Dari Warung Klontong ke Agen BRILink, Kisah Tatang dan Yuli Raup Omset Rp20 Juta Per Bulan
Awalnya, Wati dan Mulyono menggeluti usaha fotokopi dan perlengkapan sekolah. Namun, lokasi yang kurang strategis membuat bisnis mereka stagnan.
“Dulu sepi konsumen karena lokasinya tidak strategis. Akhirnya, kami ganti usaha menjadi toko tas dan sepatu,” kata Wati saat ditemui Media24.id di tokonya, Jumat (25/4/2025).
Ganti usaha menjadi titik balik. Toko tas dan sepatu yang digeluti sejak 2010, kini ramai dilintasi para pedagang dan pembeli yang belanja di Pasar Minggu. Kedekatan dengan pasar membuat toko mereka cepat dikenal, terutama oleh pedagang, karyawan, dan warga sekitar.
Baca Juga: Dari Kios Fotokopi ke Agen BRILink, Junaidah dan Suami Bisa Raup Komisi hingga Rp18 Juta per Bulan
Nasib baik kembali menghampiri saat kantor BRI Unit Pasar Minggu—yang berseberangan dengan toko mereka—menawarkan kemitraan sebagai agen BRILink.
“Awalnya ragu, tapi BRI memberikan pelatihan lengkap. Akhirnya kami coba dan ternyata menjadi agen BRILink sangat membantu perekonomiannya,” ungkap ibu tiga anak tersebut.
Keputusan itu ternyata membuka pintu rezeki baru. Fasilitas Electronic Data Capture (EDC) yang mereka terima memungkinkan mereka melayani tarik tunai, transfer, pembayaran tagihan listrik, PDAM, hingga penjualan pulsa.
Kini, toko mereka tak hanya ramai pembeli tas dan sepatu, tetapi juga dipadati 120-150 nasabah harian yang ingin bertransaksi.
“Banyak nasabah BRI yang justru diarahkan untuk transaksi ke sini oleh petugas BRI karena antrean di bank panjang. Apalagi para lansia yang belum terbiasa teknologi,” jelas Wati.