MEDIA24.ID, GAYA HIDUP - Musisi dan penulis lagu kenamaan asal Bali, Octav Sicilia, kembali menunjukkan taring musikalitasnya lewat rilisan terbarunya bertajuk "Esok Ku Kan Pulang".
Kali ini, Octav menggandeng Reno Pratama, seorang pro-skater sekaligus musisi bertalenta, sebagai penyanyi utama sekaligus co-writer dalam proyek kolaborasi sarat emosi dan makna ini.
Bagi penikmat musik indie dan spiritual-pop, nama Octav Sicilia tentu bukan sosok asing. Ia pernah melahirkan karya-karya penuh makna seperti “Syukuri Ujian Mu” yang dibawakan Alfie Alfandy (OST Para Pencari Tuhan Jilid 11), “Tears & Blood” bersama Ras Muhammad (2023), serta “SENJA” (2023) bersama Nuwi dari Fourtwnty.
Melalui "Esok Ku Kan Pulang", Octav menyuguhkan kembali esensi musikal yang tak hanya enak didengar, tetapi juga menggugah batin.
Lagu ini merupakan hasil kontemplasi panjang Octav ketika menjalani fase hidup yang penuh keterbatasan ruang dan waktu.
Namun, alih-alih menjadi penghalang, kondisi itu justru membawanya menyelam lebih dalam ke nalar dan batin terdalam—melahirkan karya yang partikular, jujur, dan menyentuh.
Aransemen yang menyayat disempurnakan oleh vokal Reno Pratama yang “edgy”, menjadikan lagu ini memiliki energi tersendiri.
Baca Juga: Upaya Kriminalisasi, Kuasa Hukum Yakup Hasibuan Tegaskan Terkait Ijazah Jokowi Telah Dihentikan
Reno, yang dikenal luas di komunitas skateboarding nasional, mengejutkan banyak pihak dengan kualitas vokalnya yang peka, emosional, dan penuh kejujuran. Ia berhasil menyampaikan roh lagu dan pesan yang ingin dititipkan oleh Octav.
“Seperti layaknya seekor binatang yang hidup dalam secercah harapan untuk kembali ke belantara alam bebas—berkumpul bersama sanak saudara, sahabat, musuh, dan juga kekasih,” ujar Reno dalam pernyataan resminya.
Ia melanjutkan bahwa lagu ini adalah simbol kerinduan akan kejujuran dan kebebasan—entah itu sebagai manusia yang terjebak dalam rutinitas semu, atau pekerja migran yang rindu tanah airnya.
“Bagaikan pejuang devisa negara yang merindukan kampung halamannya yang penuh akan cinta. Mereka harus tetap bekerja tak mengenal waktu, terjebak dalam sebuah ironi perbudakan di zaman modernisasi,” tambahnya.
Baca Juga: Kemenag Ukir Rekor MURI, 2569 Umat Buddha Serentak Baca Syair Kitab Suci Dhammapada
Artikel Terkait
Kemenag Ukir Rekor MURI, 2569 Umat Buddha Serentak Baca Syair Kitab Suci Dhammapada
Upaya Kriminalisasi, Kuasa Hukum Yakup Hasibuan Tegaskan Terkait Ijazah Jokowi Telah Dihentikan
6.000 Pelari dari 23 Negara Ramaikan LPS Monas Half Marathon 2025, Jakarta Destinasi Sport Tourism Internasional