“Kami tidak membawa solusi jadi dari Jakarta. Kami membangun kapasitas agar mereka menemukan solusinya sendiri, dengan caranya, di tanahnya,” ujar Rizky Julianto Perkasa.
Dia mengakui saat ini masih terdapat tantangan di wilayah tersebut, yaitu nfrastruktur Nias yang masih harus didongkrak, koneksi internet yang belum merata, adaptasi yang beragam, dan kebutuhan pendampingan berkelanjutan. Namun, dia optimistis tantangan tersebut akan bisa diatasi jika ada dukungan kebijakan daerah, dan integrasi proyek ke dalam program rutin pemerintah adalah kunci keberlanjutan.
Menurut dia, implementasi program Agent of Change telah berhasil membuktikan bahwa akses internet di ponsel masyarakat bukan sekadar bisa dipakai untuk media sosial, tetapi dapat menggerakkan roda ekonomi, melestarikan budaya, dan ruang kelas tanpa batas untuk mencerdaskan generasi penerus.
“Nias telah membuktikan, ketika lilin-lilin manusia dinyalakan, sinyal digital yang terputus-putus pun bisa disambung menjadi cahaya perubahan yang nyata,” ujarnya. ***