MEDIA24.ID, KENDARI — Sekitar 1.500 siswa Madrasah Aliyah Negeri dan Swasta (MAN/MAS) di Kota Kendari antusias mengikuti Talkshow Stop Pernikahan Anak dan Gas (Gerakan Sadar) Pencatatan Nikah yang digelar Kementerian Agama di arena utama STQH Nasional XXVIII, Kamis (16/10/2025).
Kegiatan ini menghadirkan dua tokoh nasional, Habib Husein bin Ja’far Al-Hadar dan Alissa Wahid, yang menyampaikan pesan edukatif tentang makna Tepuk Sakinah, pencegahan pernikahan dini, serta pentingnya pencatatan nikah resmi sebagai bentuk perlindungan hukum bagi perempuan dan anak.
Dalam pemaparannya, Habib Ja’far menjelaskan konsep berpasangan dalam Al-Qur’an sebagai nilai universal yang menegaskan bahwa manusia tidak diciptakan untuk hidup sendiri.
“Karena Al-Qur’an ngajarin begitu, bahwa ketika kita menikah, itu adalah berpasangan. Bahkan berpasangan itu tidak cuma antara suami dan istri, tapi juga antar teman dan sahabat. Kita harus saling menguatkan dan melengkapi,” ujarnya.
Ia melanjutkan, konsep azwajan dalam Al-Qur’an mengajarkan bahwa kehidupan sosial manusia dibangun atas dasar saling membutuhkan.
“Kita itu enggak bisa hidup sendirian. Bahkan tukang cukur saja butuh tukang cukur lain untuk mencukur rambutnya. Itu artinya kita memang harus berpasangan, saling bantu, dan saling belajar,” katanya.
Baca Juga: Perkuat Kompetensi Global, Bahasa Inggris akan Wajib pada Sekolah Dasar Mulai Tahun Ajaran 2027/2028
Habib Ja’far juga menekankan pentingnya kolaborasi dan gotong royong dalam kehidupan sosial. “Kalau temannya beda agama, bekerjasamalah dalam kebaikan. Kalau satu agama, bekerjasamalah dalam ketakwaan,” tegasnya.
Ia kemudian mengaitkan nilai berpasangan dengan konsep mitsaqan ghaliza dalam pernikahan. “Pernikahan itu segitiga cinta, bukan cinta segitiga. Yang di atas adalah Allah, lalu di bawah suami dan istri. Artinya, perjanjiannya bukan dengan KUA atau mertua, tapi dengan Allah,” jelasnya.
Menurutnya, jika salah satu pihak berbohong, menyakiti, atau mengkhianati, maka hal itu sama saja dengan mengkhianati Allah. Nilai kejujuran dan tanggung jawab, kata Habib, bukan hanya penting dalam hubungan suami-istri, tetapi juga dalam pertemanan dan kehidupan sosial.
Tepuk Sakinah Ajak Remaja Pahami Lima Pilar Keluarga
Sementara itu, Alissa Wahid mengungkapkan latar belakang lahirnya Tepuk Sakinah, sebuah gerakan edukatif yang merangkum lima pilar penting bagi keluarga sakinah, mawaddah, dan rahmah, yaitu berpasangan, janji yang kokoh, saling cinta dan menjaga, saling ridha, serta musyawarah.
“Kami waktu itu membayangkan, keluarga sakinah itu seperti apa sih? Apa yang membuat keluarga tetap sehat dan membawa kebaikan bagi semua anggotanya? Dari sanalah lahir lima pilar perkawinan sakinah yang kemudian dirangkum dalam Tepuk Sakinah,” ujar Alissa.