MEDIA24.ID, MATARAM — Serangkaian kegiatan halaqah tingkat nasional yang digelar di Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, menegaskan arah baru pembangunan ekosistem pesantren di Indonesia.
Forum yang menghadirkan tokoh nasional, akademisi, hingga pimpinan pesantren dari berbagai daerah ini merumuskan pentingnya sinergi antara pesantren dan perguruan tinggi untuk memperkuat mutu pendidikan Islam sekaligus merawat kekayaan intelektual Nusantara.
Halaqah yang dibuka oleh Kasubdit Pendidikan Ma’had Aly, Dr. Mahrus, mewakili Dirjen Pendidikan Islam, menjadi panggung bagi UIN Mataram dalam menunjukkan komitmen jangka panjangnya untuk menjadi pusat studi pesantren dan manuskrip Nusantara.
Baca Juga: Lebih dari 1.000 Peserta Ikuti Ngaji Budaya di Yogyakarta, Ini Kesan Mereka
Dalam sambutannya, Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Masnun Tahir, M.Ag., menekankan bahwa Lombok dan NTB memiliki kekayaan tradisi manuskrip yang luar biasa, mencakup naskah beraksara Arab, Jawi–Pegon, hingga Jejawen Sasak.
Menurutnya, pusat studi naskah dan pesantren tidak hanya menjadi wadah akademik, tetapi juga penjaga identitas keilmuan Nusantara yang kini semakin membutuhkan dukungan kelembagaan.
“Ini momentum penting bagi UIN Mataram. Kampus harus hadir sebagai penjaga warisan ilmiah dan sekaligus penggerak inovasi pendidikan pesantren,” ujarnya dalam keterangan pers, Minggu (16/11/2025).
Komitmen itu diwujudkan melalui peresmian Pusat Studi Naskah dan Pesantren (Pustunastren), lembaga baru yang diproyeksikan menjadi pusat unggulan dalam riset manuskrip dan turats pesantren.
Pustunastren bertugas melakukan inventarisasi, digitalisasi, hingga penelitian lanjutan terhadap naskah-naskah klasik Lombok yang dinilai para filolog sebagai salah satu khazanah terkaya di Indonesia.
Dengan lahirnya lembaga ini, UIN Mataram menargetkan diri sebagai knowledge hub baru yang menghubungkan tradisi pesantren dengan kebutuhan transformasi pendidikan modern.
Para narasumber turut menegaskan pentingnya integrasi kekuatan pesantren dan perguruan tinggi untuk menjawab tuntutan zaman.
Prof. Dr. TGH. Zainal Arifin, Lc., MA. menyoroti bahwa percepatan perubahan sosial dan teknologi telah membuka jurang kompetensi yang harus dijembatani melalui kerja sama lintas lembaga.
Pesantren memiliki modal sosial dan spiritual yang kuat, sementara kampus menawarkan kapasitas metodologis dan jejaring akademik global.