Kisah tentang Kiswah, Kain Penutup Ka'bah yang Sempat jadi Lambang Kekuatan Bangsa Arab

MEDIA24.ID, JAKARTA – Saat musim haji ini, Ka’bah dikunjungi jutaan umat Islam dari berbagai belahan dunia untuk menunaikan ibadah haji, kali ini kita bahas soal kiswah, atau kain penutup kiblat itu. 

Ka’bah diberi tirai penutup atau kiswah karena alasan pentingnya bangunan tersebut. Kiswah diganti setiap tanggal 1 Muharam. 

Kiswah berasal dari berbagai wilayah dan merupakan bentuk simbol penghormatan pada Rumah Suci ini.

Baca Juga: Kisah Merpati Masjidil Haram, Fakta Unik, Asal usul dan Mengapa Mereka Tidak Boleh Diburu

Sejarah Kiswah: Kapan Ka’bah Mulai Ditutup dengan Kain? 

Tradisi menutup Ka’bah merupakan tradisi kuno bangsa Arab. Ka’bah ini selama berabad-abad sebelum Islam juga digunakan sebagai pusat keagamaan lebih dari satu agama. 

Ada dua versi tentang siapa yang pertama kali menutup Ka’bah, yaitu Nabi Ismail atau salah seorang kakek Nabi Muhammad SAW, Adnan. 

Awalnya penutup Kabah didatangkan dari berbagai wilayah dan menggunakan beragam warna serta bahan. 

Menutup Ka’bah adalah kehormatan dan hak istimewa bagi banggsa-bangsa di sekitar bangunan itu. Sehingga muncul persaingan antara keluarga atau suku untuk bisa menggantinya. 

Suku-suku di Teluk Arab dan Timur Tengah lainnya memastikan Ka’bah tidak pernah terbuka dan berbagai bahan dari berbagai belahan dunia dibawa untuk menutupinya.

Pada masa Nabi Muhammad, Kiswah terbuat dari kain dari Yaman dan diganti serta diperbarui dua kali setahun yaitu sebelum Ramadhan dan selama musim haji.

Kemudian pada masa pemerintahan Khalifah, pemberian Kiswah secara resmi dilakukan sebagai bagian dari kewajiban negara atau ‘pemerintah’.

Pada saat itu, Mesir yang masyarakatnya terkenal dengan tenunan rumit dengan desain rumit dari berbagai jenis bahan menjadi pemasok utama Kiswah.

Pada masa Kesultanan Utsmaniyah, diadakan pemilihan penenun kain kiswah di Tinees, sebuah kota di Mesir yang terkenal dengan keunggulan desainnya.

Pada masa itu, Kiswah terbuat dari sutra hitam dengan berbagai desain dan sulaman yang rumit.