Kisah Profesor Matematika Ateis Asal Amerika yang Putuskan Mualaf usai Baca Al-Qur'an

Photo Author
- Rabu, 22 Mei 2024 | 20:41 WIB
Jeffrey Lang, profesor matematika di University of Kansas Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan mualaf. (Foto/Ist)
Jeffrey Lang, profesor matematika di University of Kansas Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan mualaf. (Foto/Ist)

MEDIA24.ID, JAKARTA - Jeffrey Lang, Profesor Matematika di University of Kansas Amerika Serikat tiba-tiba memutuskan mualaf atau memeluk Islam setelah belasan tahun menjadi ateis.

Dilansir Media24.id dari Islamestic, Rabu (22/5/2024), sejak kecil Lang merupakan sosok yang sering bertanya akan kehidupan dan agama. Lelaki kelahiran 1954 itu terlahir di keluarga Katolik Roma.

Lang menghabiskan 18 tahun pertama hidupnya di sekolah Katolik. Di benak Lang, banyak pertanyaan terkait agama yang belum terjawab, termasuk di ajaran Katolik Roma.

Baca Juga: Ritual Mangkok Merah Suku Dayak Bikin Gajah Mada Gemetar dan Ciut Nyali Saat Masuk Pedalaman Kalimantan

Ketika usianya genap 18 tahun, Lang memutuskan untuk sepenuhnya menjadi ateis. Meski begitu, pandangannya mengenai agama berubah sejak dirinya menjadi dosen muda matematika di Universitas San Fransisco dan berteman dengan sejumlah muslim.

"Kami berbicara tentang agama. Saya menanyakan pertanyaan saya kepada mereka dan saya sangat terkejut melihat betapa cermatnya mereka memikirkan jawabannya," ujar Lang.

Kala itu, Lang bertemu dengan Mahmoud Qandeel seorang mahasiswa asal Saudi. Qandeel dikenal sebagai pribadi yang luar biasa. Ia dapat menjawab semua pertanyaan tentang penelitian medis yang diajukan Lang dengan bahasa Inggris yang sempurna.

Baca Juga: Kisah Dr Okuda, Ilmuwan Jepang yang Menemukan Islam, Ini Ayat Alquran yang Membuatnya Berubah  

Singkat cerita, Qandeel tiba-tiba memberikan Lang buku-buku Islam beserta salinan Al-Qur'an. Sejak itulah, Lang mulai membaca dan menyerap isi Al-Qur'an.

Merasa Kagum dan Tertarik dengan Al-Qur'an

Sang profesor mendapat hidayah-Nya, ia merasa kagum akan isi Al-Qur'an yang mampu menjawab segala pertanyaan di kepalanya.

"Seorang pelukis bisa menggambar mata dalam sebuah lukisan yang tampak mengikuti Anda dari satu tempat ke tempat lain, tapi penulis mana yang bisa menulis kitab suci yang mengantisipasi perubahan sehari-hari Anda?" ujarnya.

Setiap malam, Lang merinci setiap pertanyaan-pertanyaan yang ada di benaknya. Keesokan harinya, segala jawaban yang ingin ia ketahui ditemukan dalam Al-Qur'an.

"Tampaknya sang penulis Al-Qur'an (Allah SWT) mengetahui pertanyaan-pertanyaan saya dan menulis pada baris yang tepat pada saat saya membaca halaman berikutnya. Saya telah bertemu diri saya sendiri di halaman-halaman berikutnya," kata Lang.

Halaman:

Editor: Moh Purwadi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X