Ritual Mangkok Merah Suku Dayak Bikin Gajah Mada Gemetar dan Ciut Nyali Saat Masuk Pedalaman Kalimantan

Photo Author
- Selasa, 21 Mei 2024 | 17:17 WIB
Suku Dayak konon pernah membuat Maha Patih Majapahit Gajah Mada bersama pasukannya gemetar saat memasuki pedalaman Pulau Kalimantan. (Foto/Ilustrasi/Kebudayaan Kemendikbud)
Suku Dayak konon pernah membuat Maha Patih Majapahit Gajah Mada bersama pasukannya gemetar saat memasuki pedalaman Pulau Kalimantan. (Foto/Ilustrasi/Kebudayaan Kemendikbud)

MISTERI ritual mangkok merah di Suku Dayak konon pernah membuat Maha Patih Majapahit Gajah Mada bersama ribuan pasukannya gemetar dan ciut nyali saat memasuki pedalaman Pulau Kalimantan.

Kala itu, maha patih yang terkenal dengan Sumpah Palapa ini berlayar berhari-hari dari Pulau Jawa tempat Kerajaan Majapahit berada untuk mengunjungi Pulau Kalimantan.

Gajah Mada ingin membangun kekuatan bersama kerajaan-kerajaan dan Suku Dayak di Kalimantan. Namun siapa sangka patih yang terkenal dengan kedigdayaan dan pintar strategi ini ciut nyalinya saat mendatangi Suku Dayak.

Baca Juga: Kisah tentang Kiswah, Kain Penutup Ka'bah yang Sempat jadi Lambang Kekuatan Bangsa Arab

Kala itu pasukan dari Suku Dayak berasal dari Kerajaan Bangkule Rajank atau Bahanapura yang dikomandoi oleh raja bernama Patih Gumatar alias Aria Magat.

Konon, kisah yang terjadi di antara tahun 1340-1360 Masehi ini dimulai saat pasukan Gajah Mada tiba di pelabuhan Pontianak.

Salah seorang prajurit dari Kerajaan Bahanapura mengetahui kedatangan Gajah Mada dan pasukannya. Prajurit itu lantas melaporkannya kepada sang raja.

Patih Gumatar kemudian meminta para pasukannya untuk berkumpul dan melakukan ritual mangkok merah yang nantinya akan diedarkan ke para kepala Suku Dayak, seperti Kanayan, Bakati, Rara, dan Manyadu.

Baca Juga: Cerita Ken Arok yang Melegenda, Titisan Dewa Wisnu untuk Menjadi Raja di Tanah Jawa

Mangkok merah merupakan kode yang menandakan adanya bahaya yang mengancam tatanan sosial Suku Dayak. Mangkok merah terbuat dari beberapa benda, yakni mangkok, darah ayam, abu, daun kajang, batang korek api, dan bulu ayam.

Setelah itu, para penghuni Suku Dayak bersatu untuk memperkuat pertahanan pasukan Kerajaan Bahanapura.

Selain menyerang dengan kekuatan prajurit manusia asli, mereka juga menyerang pasukan Gajah Mada dengan serangan gaib yang muncul dari balik hutan.

Pasukan gaib tersebut terdiri dari Kamang Tariu dan Kamang Layu yang merupakan arwah dari para leluhur yang ikut berperang.

Baca Juga: Kisah Dr Okuda, Ilmuwan Jepang yang Menemukan Islam, Ini Ayat Alquran yang Membuatnya Berubah  

Halaman:

Editor: Moh Purwadi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X