Kurikulum SMK Tak Boleh Abadi, Menteri Mu’ti: Pasar Berubah Sangat Cepat

Photo Author
- Senin, 28 April 2025 | 15:02 WIB
Mendikdasmen, Abdul Mu`ti, berdialog dengan siswa saat kunjungannya kerja ke SLB Aisyiyah Al-Walidah, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (20/4/2025). (Foto/Dok/Humas Kemendikdasmen)
Mendikdasmen, Abdul Mu`ti, berdialog dengan siswa saat kunjungannya kerja ke SLB Aisyiyah Al-Walidah, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (20/4/2025). (Foto/Dok/Humas Kemendikdasmen)

MEDIA24.ID, Jakarta- Program-program keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus bisa berorientasi pada pasar yang bisa berubah sangat cepat. Perubahan tersebut perlu diimbangi dengan kurikulum SMK yang bersifat adaptif.

Hal ini diungkapkan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dalam acara Peluncuran Program gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025 di Kompleks Kemendikdasmen, Jakarta, Senin (28/4/2025).

Kondisi tersebut menurut Mu’ti membuat kurikulum SMK tidak boleh bersifat abadi. “Bagaimana market (pasar) itu berubah juga harus diimbang dengan bagaimana kurikulum kita juga memiliki kurikulum yang adaptif,” ujarnya.

Baca Juga: Abdul Mu'ti Pastikan Bantuan Transfer Langsung ke Guru Honorer Terealisasi Mei 2025

Ia menambahkan,”Kurikulum SMK ini kan bisa buka-tutup. Tidak boleh ada kurikulum yang abadi yang itu saja. Karena apa? Pasar itu berubah dengan sangat cepat.”

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah itu memberi contoh perkembangan teknologi digital yang tak terbendung. Perkembangan tersebut  tidak bisa dilihat dengan enteng. Karena semua hal mulai tergantikan dengan teknologi digital, termasuk bidang pemasaran atau marketing.

Untuk mengikuti perkembangan pasar, Kemendikdasmen meluncurkan Program Gerakan 1.000 Siswa SMK Sales Naik Kelas Tahun 2025. Program ini jadi jawaban pemerintah untuk meningkatkan kemampuan marketing siswa SMK.

Baca Juga: Kemendikdasmen Rencanakan Ubah Masa Studi SMK jadi 4 Tahun, Ini Penjelasannya

Melalui program ini, Mu'ti meminta siswa tidak hanya dilatih tentang materi/teori bagaimana cara menyampaikan produk dengan baik, tetapi juga mereka harus bisa mengerti tentang perubahan pasar.

"Dengan mungkin studi-studi dasar mengenai social behavior ya, perubahan perilaku masyarakat. Karena masyarakat sekarang itu kan ingin semuanya naik kelas gitu," ujar Mu'ti.

"Tapi poinnya adalah bagaimana mengangkat jurusan sales atau marketing ini menjadi lebih marketable. Lebih menjadi daya tarik dan kemudian lebih mampu menghasilkan para lulusan yang tidak hanya masuk dunia kerja tetapi juga memajukan perusahaan," katanya. ***

Editor: G Febrianto

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X