Gelar Dialog Lintas Agama, Indonesia Tawarkan Model Kerukunan Ekologis Dunia

Photo Author
- Sabtu, 6 Desember 2025 | 15:36 WIB
Menag Nasaruddin Umar dan Sekjen Muslim World League, Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa menghadiri Dialog Kerukunan Lintas Agama di Auditorium KH. M. Rasjidi, Jakarta, Sabtu (6/12/2025).  (Foto/Dok/Media24)
Menag Nasaruddin Umar dan Sekjen Muslim World League, Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa menghadiri Dialog Kerukunan Lintas Agama di Auditorium KH. M. Rasjidi, Jakarta, Sabtu (6/12/2025). (Foto/Dok/Media24)

MEDIA24.ID, JAKARTA - Indonesia menguatkan posisinya sebagai laboratorium kerukunan dunia melalui Dialog Kerukunan Lintas Agama yang diselenggarakan Kementerian Agama RI bekerja sama dengan Muslim World League (MWL) di Auditorium KH. M. Rasjidi, Jakarta.

Tahun ini, dialog menempatkan isu ekoteologi sebagai fokus utama, yaitu gagasan bahwa tanggung jawab keagamaan mencakup relasi manusia dengan alam.

Acara yang dihadiri lebih dari 350 peserta—mulai dari pejabat Kemenag, tokoh lintas agama, akademisi, hingga komunitas keagamaan—menunjukkan tingginya perhatian publik terhadap isu lingkungan.

Baca Juga: Kemenag Buka Pengajuan Kenaikan Jabatan Akademik Dosen Lektor Kepala dan Guru Besar Rumpun Ilmu Agama Periode III 2025

Terlebih, setelah bencana besar melanda Sumatra hingga menjadi sorotan dan mengingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

Ekoteologi sebagai Fondasi Kerukunan Baru

Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa nilai keimanan tidak dapat dipisahkan dari sikap manusia terhadap lingkungan.

Ia menyebut bahwa perilaku merusak alam—seperti pembakaran hutan atau pembuangan sampah sembarangan—bukan hanya pelanggaran hukum, tetapi juga pengingkaran terhadap amanah moral sebagai penjaga bumi.

Baca Juga: Prabowo Siapkan Insentif Rp1 Miliar untuk Atlet Emas SEA Games 2025

“Tidak mungkin seseorang mengaku beriman secara utuh jika masih merusak lingkungan,” ujar Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

Ia menambahkan bahwa ekoteologi telah ia gagas, dan kini relevansinya semakin kuat seiring meningkatnya krisis ekologis.

Menurutnya, kerukunan umat beragama tidak dapat berdiri di atas fondasi lingkungan yang rusak. Ketika alam terganggu, stabilitas sosial, kenyamanan beribadah, dan kesejahteraan masyarakat ikut terdampak.

MWL: Kerusakan Alam Mengancam Semua Umat Beragama

Sekretaris Jenderal Muslim World League, Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa, menyambut gagasan ekoteologi Indonesia dengan antusias. Ia menilai forum internasional yang mengangkat tema agama dan ekologi masih sangat jarang, padahal kerusakan lingkungan merupakan ancaman yang dirasakan semua komunitas iman.

Halaman:

Editor: Moh Purwadi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X