Peringati HGN 2025: Menag Nasaruddin Pimpin Kegiatan Gowes Onthel dengan Kostum ala Bung Karno

Photo Author
- Minggu, 23 November 2025 | 23:36 WIB
Menag Nasaruddin Umar mengenakan setelan klasik hijau ala Sang Guru Bangsa Ir Soekarno (Bung Karno) saat menyemarakkan Hari Guru Nasional 2025 dengan kegiatan Bersepeda Onthel, Minggu (23/11/2025). (Foto/Dok/Media24)
Menag Nasaruddin Umar mengenakan setelan klasik hijau ala Sang Guru Bangsa Ir Soekarno (Bung Karno) saat menyemarakkan Hari Guru Nasional 2025 dengan kegiatan Bersepeda Onthel, Minggu (23/11/2025). (Foto/Dok/Media24)

Nasaruddin lalu mengajak para peserta untuk tidak hanya memuliakan guru, tetapi juga seluruh elemen yang membuat pendidikan berjalan.

“Kalau kita bicara sekolah, jangan hanya guru yang kita perhatikan, tapi juga pesuruh sekolah—sekarang cleaning service, guru bantu, kepala sekolah, dan administrator. Satu paket ini harus kita hormati, kita muliakan, karena pendidikan tidak mungkin berjalan tanpa organ-organ itu,” tegasnya.

Selain itu, Nasaruddin mengingatkan bahwa martabat seseorang tidak ditentukan jabatannya, melainkan ketakwaannya.

“Yang paling mulia itu adalah orang yang bertakwa. Bisa jadi orang itu pesuruh sekolah yang setiap pagi membuka pintu dan merapikan kelas,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Pendis Kemenag Prof Amien Suyitno mengatakan bahwa pemilihan sepeda onthel dalam kegiatan ini bukan tanpa alasan. Menurut Suyitno, onthel sangat relevan dengan kampanye ekoteologi yang sedang digerakkan oleh Kemenag, karena sepeda ramah lingkungan.

"Inilah yang benar ekoteologi itu. Pertanyaannya, sanggup enggak kita sepanjang hari pakai sepeda onthel? Tapi maksud saya, ini kita ingin bagaimana mengedukasi masyarakat betapa pentingnya ekoteologi, bukan cuma tataran konseptual tapi tataran nyata," tegas Suyitno.

Suyitno lalu menjelaskan tiga filosofi dari sepeda onthel. Pertama, pentingnya menjaga keseimbangan, karena hanya orang yang bisa menjaga keseimbangan yang bisa bersepeda.

"Guru-guru kita menjaga keseimbangan. Pak Menteri selalu mengajarkan pada kita pentingnya spiritual, tidak cukup hanya bicara dikit-dikit akademik, dikit-dikit bicara hanya soal yang sifatnya rasional. Memadukan dua hal itu menjadi penting karena itu ciri dari guru Kementerian Agama," tandasnya.

Filosofi kedua, pentingnya membangun kemandirian. Sebab bersepeda ada proses mengayuh yang menggambarkan kemandirian.

"Dan yang tidak kalah pentingnya, bagaimana menjaga kesederhanaan. Tiga pesan onthel itu yang nanti akan menjadi semacam kiblatnya para guru agama, guru madrasah, dan guru lintas agama, tentu saja kita semua," pungkasnya. ***

Halaman:

Editor: Moh Purwadi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

X