MEDIA24.ID, JAKARTA — Dua puluh tahun bukan waktu yang singkat bagi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Budha, Kementerian Agama, dalam menapaki perjalanan pelayanan keagamaan dan pendidikan umat.
Memasuki abad dua dekade, Ditjen Bimas Buddha meneguhkan semangat baru untuk terus tumbuh dan berkarya, menghadirkan pelayanan yang inklusif, adaptif, dan berdampak nyata bagi umat Buddha di seluruh Indonesia.
Momentum dua dekade ini diperingati dengan sederhana namun penuh makna melalui Talk Show “Peringatan Hari Jadi ke-20 Ditjen Bimas Buddha” di Aula Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Rabu (15/10/2025).
Baca Juga: Peringati HUT ke-20, Dirjen Bimas Buddha Minta Nava Dhammasekha Kedepankan Kurikulum Berbasis Cinta
Acara ini menjadi ruang refleksi sekaligus proyeksi masa depan Ditjen Bimas Buddha dalam memperkuat peran kelembagaan, meningkatkan pembinaan umat, serta memperluas akses pendidikan keagamaan Buddha di tanah air.
“Dua puluh tahun adalah waktu yang cukup untuk menilai sejauh mana kiprah Ditjen Bimas Buddha berkontribusi bagi kehidupan beragama dan kebangsaan. Kini saatnya kita memperkuat kolaborasi, memperluas pelayanan, dan memperdalam pembinaan agar umat Buddha Indonesia semakin berdaya dan berkarakter,” ujar Supriyadi dalam Berbagainya.
Dengan mengusung tema “Terus Tumbuh, Terus Berkarya” Supriyadi menegaskan bahwa arah pengabdian Ditjen Bimas Buddha ke depan tidak hanya sebatas administratif, tetapi juga spiritual dan sosial. Pelayanan keagamaan, kata dia, harus mampu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan, moralitas, serta keharmonisan antarumat.
“Kita ingin memastikan bahwa pelayanan kementerian tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga membawa nilai spiritual, moral, dan sosial yang memberi manfaat bagi masyarakat luas,” tegasnya.
Ditjen Bimas Buddha secara resmi berdiri berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 63 Tahun 2005 tentang perubahan struktur organisasi kementerian, yang kemudian diperkuat dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Agama.
Sejak saat itu, Ditjen Bimas Buddha menjadi rumah besar bagi pelatihan, pelayanan, serta penguatan lembaga-lembaga keagamaan dan pendidikan Buddha di Indonesia.
Selama dua dekade, Ditjen Bimas Buddha telah menjalankan berbagai program yang menyentuh langsung kehidupan masyarakat. Mulai dari pembinaan lembaga keagamaan, penguatan moderasi beragama, pemberdayaan umat melalui ekonomi berbasis vihara, hingga pengembangan pendidikan formal Buddha dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
Di sektor pendidikan, Ditjen Bimas Buddha terus berupaya menghadirkan layanan yang merata dan berkualitas. Hingga kini, terdapat 12 Perguruan Tinggi Keagamaan Buddha (PTKB) di Indonesia, baik negeri maupun swasta.
Dari jumlah tersebut, dua lembaga pendidikan negeri tengah bersiap naik status menjadi institut, yakni Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri (STABN) Sriwijaya Tangerang dan STABN Raden Wijaya Wonogiri, yang akan bertransformasi menjadi Institut Agama Buddha Negeri (IABN).