Hari Guru 2025, Puan Harap Sekolah Perkuat Lingkungan Pendidikan yang Aman dari Kasus Bullying

Photo Author
- Selasa, 25 November 2025 | 22:50 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani  (Dok. DPR RI)
Ketua DPR RI Puan Maharani (Dok. DPR RI)

MEDIA24.ID, JAKARTA-Ketua DPR RI Puan Maharani memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh guru di Indonesia dalam momentum Hari Guru Nasional yang diperingati setiap tanggal 25 November. 

Puan harap, peran guru semakin memperkuat sekolah sebagai lingkungan yang aman di tengah maraknya kasus perundungan atau bullying belakangan ini. 

Apalagi, Hari Guru tahun 2025 ini mengusung tema ‘Guru Hebat, Indonesia Kuat’. 

Menurut Puan, tema tersebut bukan sekadar slogan, tetapi pengingat nyata bahwa daya tahan bangsa ditentukan oleh kekuatan moral, karakter, dan keteguhan guru dalam membimbing generasi muda.

Baca Juga: Puan Maharani Ingatkan Perusahaan Bayar THR Tepat Waktu, Soroti Sanksi yang Terlalu Ringan

"Tugas guru saat ini jauh lebih berat dibanding dekade sebelumnya. Guru tidak hanya mengajar, tetapi menjadi penjaga nilai moral, pelindung siswa dari kekerasan dan perundungan, pembimbing dalam era informasi yang tidak terbendung, serta figuryang menjaga arah pembentukan karakter generasi muda," kata Puan, Selasa (25/11/2025). 

“Di tengah arus informasi yang deras, pengaruh negatif dari media sosial, dan maraknya perundungan, guru adalah benteng moral terakhir bagi anak anak kita," sambung perempuan pertama yang menjabat sebagai ketua DPR RI itu. 

Puan lantas menyoroti meningkatnya kasus perundungan di sekolah, beberapa di antaranya berujung pada luka berat, trauma psikologis, hingga kematian. Ia menuturkan, banyak kasus menunjukkan bahwa perundungan terjadi karena lemahnya pengawasan lingkungan sekolah, kurangnya pendampingan karakter, dan pengaruh negatif digital yang tidak terfilter.

Baca Juga: Kado Hari Guru, 101.786 Guru Madrasah dan Pendidikan Agama Lulus PPG Daljab

Menurut Puan, guru memiliki peran sentral dalam mencegah perundungan, melalui pendidikan karakter yang konsisten, pemantauan interaksi siswa, pembentukan budaya sekolah yang inklusif dan aman.

"Namun tanggung jawab ini tidak boleh dibebankan sepenuhnya kepada guru. Negara dan sekolah harus menghadirkan sistem yang mendukung," tegas Puan. 

Secara khusus, Puan menyampaikan keprihatinan dan dukacita mendalam atas kasus perundungan yang kembali merenggut nyawa peserta didik di Indonesia baru-baru ini. 

Termasuk kasus yang menimpa siswa MH di Tangerang Selatan serta TA, siswa SD di Wonosobo, yang meninggal dunia akibat dugaan pengeroyokan oleh teman sekolahnya.

“Rangkaian peristiwa ini merupakan alarm nasional bahwa kekerasan di lingkungan sekolah telah mencapai tahap yang fatal, bukan lagi sekadar perilaku bermasalah antar siswa,” sebutnya.

Halaman:

Editor: Nofellisa Aropah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X