MEDIA24.ID, JAKARTA - Bulan Mei memiliki makna sejarah yang penting bagi bangsa Indonesia. Selain peringatan Hari Pendidikan Nasional pada tanggal 2 Mei, terdapat sebuah momen istimewa lainnya dalam bulan Mei, yaitu Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei.
Peristiwa tersebut dimulai pada tanggal 20 Mei 1908, menjadi titik awal bangkitnya semangat nasionalisme Indonesia untuk menentang penjajahan yang berlangsung di Hindia Belanda pada masa itu.
Dalam perjalanan sejarahnya, ada lima tahapan utama dalam perkembangan nasionalisme di Indonesia, yakni masa perintis sebelum tahun 1908, masa penegas pada tahun 1928, masa pencoba pada tahun 1938, masa pendobrak pada tahun 1945, dan masa pelaksana dari tahun 1945 hingga saat ini.
Baca Juga: Diperingati Tiap 20 Mei, Ini Makna Hari Kebangkitan Nasional yang Harus Kamu Ketahui
Pengertian
Kebangkitan Nasional Indonesia merujuk pada periode dalam paruh pertama abad ke-20 di wilayah Nusantara (sekarang Indonesia), di mana masyarakat Indonesia mulai mengembangkan kesadaran akan identitas nasional sebagai "bangsa Indonesia".
Periode ini dicirikan oleh dua peristiwa kunci, yakni pendirian Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan deklarasi Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Untuk mencapai keuntungan ekonomi dan memperkuat kontrol administratif atas wilayah tersebut, Belanda menerapkan sistem pemerintahan kolonial di antara kelompok-kelompok yang sebelumnya tidak memiliki identitas politik yang seragam. Pada awal abad ke-20, Belanda menetapkan batas-batas teritorial di Hindia Belanda, yang kemudian menjadi awal mula pembentukan Indonesia modern.
Faktor Lahirnya Hari Pendidikan Nasional
Secara umum, pendorong kebangkitan nasional dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal melibatkan penderitaan yang berkepanjangan akibat penjajahan, kenangan akan kejayaan masa lalu seperti pada zaman Kerajaan Sriwijaya atau Majapahit, serta kemunculan kaum intelektual yang memimpin gerakan.
Sedangkan faktor eksternal mencakup munculnya ideologi baru di Eropa dan Amerika seperti nasionalisme, liberalisme, dan sosialisme; lahirnya gerakan kebangkitan nasional di Asia seperti Turki Muda, Kongres Nasional India, dan paham Gandhisme; serta kemenangan Jepang atas Rusia dalam Perang Jepang-Rusia yang membangunkan kesadaran di negara-negara Asia untuk menantang dominasi Barat.
Baca Juga: Latar Belakang dan Sejarah Singkat Hari Kebangkitan Nasional
Pendidikan
Pada awal abad ke-20, jumlah orang Indonesia yang mendapatkan pendidikan tingkat menengah hampir tidak ada. Namun, dengan adanya kebijakan Politik Etis, peluang untuk mendapatkan pendidikan menengah bagi penduduk asli Indonesia mulai diperluas.
Pada tahun 1925, pemerintah kolonial mulai memusatkan perhatiannya pada penyediaan pendidikan kejuruan dasar selama tiga tahun.
Pada tahun 1940, lebih dari 2 juta siswa telah mengenyam pendidikan, sehingga tingkat melek huruf meningkat menjadi 6,3 persen menurut sensus tahun 1930. Pendidikan menengah Belanda membuka cakrawala baru dan peluang baru, dan menjadi sangat diminati oleh masyarakat Indonesia.
Pada tahun 1940, sekitar 65.000 hingga 80.000 siswa Indonesia bersekolah di sekolah dasar Belanda atau sekolah dasar yang didukung Belanda, atau sekitar 1 persen dari kelompok usia yang sesuai. Pada saat yang sama, terdapat sekitar 7.000 siswa Indonesia di sekolah menengah Belanda. Sebagian besar siswa sekolah menengah belajar di MULO.
Artikel Terkait
Lulusan IPDN Jadi Ajudan Tukang Angkat Sepatu Bupati dan Wali Kota, Bikin Sedih Wakil Ketua Komisi II DPR
Beasiswa Pendidikan Indonesia 2024, Ini Kesempatan Mendukung Pendidikan dan Tenaga Pendidik
Timnas Indonesia U-23 Berjuang untuk Tiket Olimpiade Paris 2024, Ini Link Live Streaming
Trio Penyerang Ganas Timnas Indonesia U-23, Kunci Kemenangan Melawan Irak U-23
Kontroversi Kehadiran Justin Hubner: Fakta Sebenarnya
Bencana Banjir dan Cuaca Ekstrem Sepanjang 2024, Tantangan Berkelanjutan bagi Jawa Barat