Danantara dan Krisis Kepercayaan Investor: Antara Rangkap Jabatan Menteri dan Gimmick Politik Mantan Presiden

Photo Author
- Selasa, 25 Februari 2025 | 09:42 WIB
Achmad Nur Hidayat
Achmad Nur Hidayat

Kolom oleh Achmad Nur Hidayat, Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik UPN Veteran Jakarta 

PELUNCURAN Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara seharusnya menjadi momentum besar dalam sejarah ekonomi Indonesia. 

Namun, langkah ini justru memicu lebih banyak pertanyaan daripada jawaban, terutama terkait kredibilitas lembaga ini di mata investor

Salah satu isu utama yang muncul adalah penempatan Menteri dan Wakil Menteri sebagai direksi Danantara, yang tidak hanya menimbulkan kekhawatiran tentang independensi lembaga ini tetapi juga menandakan lemahnya komitmen terhadap prinsip tata kelola yang baik.

Baca Juga: Danantara: Bisakah Atasi Konflik Kepentingan dan Minimnya Pengawasan

Sinyal Buruk bagi Investor

Keputusan untuk mengangkat Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Roeslani sebagai CEO, Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria sebagai COO, dan Wakil Direktur Utama PT TBS Energi Utama Tbk Pandu Sjahrir sebagai CIO mencerminkan ketidaktegasan dalam membangun kepemimpinan yang benar-benar independen. 

Rangkap jabatan ini mengirimkan sinyal buruk ke pasar bahwa Danantara bukanlah entitas yang memiliki struktur profesional yang kuat, tetapi lebih merupakan perpanjangan tangan dari birokrasi pemerintah.

Investor umumnya mencari jaminan bahwa sebuah sovereign wealth fund dikelola oleh para profesional yang memiliki fokus penuh pada pengelolaan aset dan strategi investasi jangka panjang. 

Namun, dengan para direksi yang juga menjabat sebagai pejabat negara, muncul pertanyaan mengenai konflik kepentingan dan kurangnya dedikasi penuh terhadap pengelolaan Danantara. 

Tidak adanya pemisahan yang jelas antara kebijakan pemerintah dan strategi investasi Danantara menciptakan ketidakpastian yang tidak diinginkan oleh investor.

Baca Juga: Apple dan Samsung Siap Gebrak Pasar Gadget: Smartphone Super Tipis Siap Meluncur di 2025

Narasi Besar Tanpa Komitmen Penuh

Pemerintah terus menggaungkan bahwa Danantara akan menjadi pilar penting dalam pengelolaan aset negara dan investasi strategis. 

Namun, narasi besar ini bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. 

Jika benar Danantara merupakan proyek strategis jangka panjang, mengapa para direksinya tidak diminta untuk mendedikasikan diri sepenuhnya?

Halaman:

Editor: Tiffany Sukotjo

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Imperatif Obligation dan Ekologi Integral

Senin, 8 Desember 2025 | 20:40 WIB

Argumen Pembentukan Ditjen Pesantren

Minggu, 26 Oktober 2025 | 18:40 WIB

Reformasi DPR: Desakan yang Kian Tak Terbendung

Kamis, 2 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 14:14 WIB

Isbat Nikah dan Pencatatan Perkawinan

Senin, 28 April 2025 | 10:15 WIB

Lebaran, Liburan, dan Kontraksi Sosial

Minggu, 6 April 2025 | 17:22 WIB

Lebaran dan Kompetisi Konsumeristik

Selasa, 1 April 2025 | 12:19 WIB
X