Dies Natalis Ke-68 UIN Jakarta: Meneguhkan Jati Diri, Menatap Masa Depan Global

Photo Author
- Selasa, 10 Juni 2025 | 10:51 WIB
Ahmad Tholabi Kharlie, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Foto/Dok/Humas UIN)
Ahmad Tholabi Kharlie, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Foto/Dok/Humas UIN)

Ahmad Tholabi Kharlie
Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

 

TANGGAL 1 Juni 2025 menandai peristiwa penting bagi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Di tahun ini, UIN Jakarta merayakan milad ke-68, sebuah usia yang merepresentasikan perjalanan panjang institusi ini dalam mendidik generasi bangsa dan mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan ilmu pengetahuan modern.

Didirikan pada 1957 dengan nama Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA), UIN Jakarta telah melalui pelbagai transformasi strategis, baik dari sisi kelembagaan, kurikulum, hingga perluasan bidang ilmu.

Perubahan nama dari ADIA ke IAIN dan kemudian menjadi UIN menandai komitmen kuat untuk menjadi institusi pendidikan tinggi yang bukan hanya unggul di bidang studi keislaman, tetapi juga dalam bidang sains dan teknologi, sosial humaniora, serta ekonomi dan politik.

UIN Jakarta kini menjadi salah satu perguruan tinggi keagamaan Islam terbaik di Indonesia. Dengan lebih dari 30.000 mahasiswa aktif, puluhan program studi dari jenjang sarjana hingga doktoral, serta kerja sama internasional yang luas, UIN Jakarta telah menempatkan diri sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan yang inklusif dan moderat.

Reputasi ini diperkuat oleh sejumlah prestasi, di antaranya akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), kolaborasi akademik dengan universitas-universitas ternama dunia, serta aktifnya para dosen dan peneliti dalam forum-forum ilmiah internasional.

UIN Jakarta juga telah menjadi rujukan dalam pengembangan Islam moderat di Asia Tenggara, dengan kontribusi penting dalam membentuk wacana Islam yang toleran, progresif, dan kontekstual.

Pencapaian terbaru UIN Jakarta cukup membanggakan. Kampus yang berdiri sejak 1957 ini berhasil masuk peringkat 101-150 dunia dalam kategori Theology, Divinity, & Religious Studies versi QS World University Rankings by Subject 2025.

Prestasi ini menempatkan UIN Jakarta sejajar dengan universitas ternama seperti Cornell University dan Johns Hopkins University. "Ini bukan sekadar angka," kata Rektor UIN Jakarta, Asep Saepudin Jahar, dalam sebuah diskusi internal.

"Ini adalah pengakuan terhadap upaya kita dalam mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu umum selama puluhan tahun," pungkasnya.

Pilar Keilmuan dan Keislaman Moderat

Perjalanan UIN Jakarta dimulai pada masa awal kemerdekaan. Pada 1 Juni 1957, Departemen Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) untuk mendidik pegawai negeri menjadi ahli agama.

Tiga tahun kemudian, tepatnya 24 Agustus 1960, ADIA bergabung dengan PTAIN Yogyakarta menjadi IAIN, al-Jam’iah al-Hukumiyyah.

Halaman:

Editor: Moh Purwadi

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Terkini

Imperatif Obligation dan Ekologi Integral

Senin, 8 Desember 2025 | 20:40 WIB

Argumen Pembentukan Ditjen Pesantren

Minggu, 26 Oktober 2025 | 18:40 WIB

Reformasi DPR: Desakan yang Kian Tak Terbendung

Kamis, 2 Oktober 2025 | 09:01 WIB

Menjaga Indonesia

Rabu, 3 September 2025 | 14:14 WIB

Isbat Nikah dan Pencatatan Perkawinan

Senin, 28 April 2025 | 10:15 WIB

Lebaran, Liburan, dan Kontraksi Sosial

Minggu, 6 April 2025 | 17:22 WIB

Lebaran dan Kompetisi Konsumeristik

Selasa, 1 April 2025 | 12:19 WIB
X